Dimana dengan Tema "Hokkopma Tanom, Paangur Bona Ni Pinasam". bertujuan nantinya dengan kegiatan Festival yang akan adanya kegiatan ritual, dialog, dan petualangan edukatifnya,, mengajak kita berdamai dengan akar-membuktikan bahwa merawat lingkungan bukan kerja terpisah, melainkan denyut yang membuat budaya tetap bertunas di hati generasi mendatang.
Dan juga menyampaikan bahwa hamparan Geopark Kaldera Toba ( GKT) — dari Uluan Darat Sakti, Pusuk Buhit, Bania Raja, hingga seluruh bentang yang memeluk Tao Toba—adalah taman bumi bagi dunia, secercah “Luat Nauli Mutik ni Surgo”, keindahan surga yang dititipkan di tanah Batak.
Baca Juga:
FWELB Rumahela Juni-Juli 2025: Hokkop Ma Tanom, Paangur Bona Ni Pinasam
Vandiko Gultom Bupati Kabupaten Samosir
Hinca juga menjelaskan bahwa kontemplasi dan harapan torsa dan turi-turian di FWELB Rumahela 2025 sebagai ruang jawab kartu kuning UNESCO kepada Geopark Kaldera Toba. Dimana Geopark itu punya arti Taman bumi, adalah wilayah yang menyatukan tiga pilar utama: keragaman geologi (geodiversity), keragaman hayati (biodiversity), dan keragaman budaya (cultural diversity).
Ketiga unsur ini saling terkait erat, saling menopang, dan tidak dapat dipisahkan. Menjaga geopark berarti menjaga bumi sekaligus memelihara identitas budaya manusia yang hidup diatasnya. Dan ketiga diversity itu sempurna ada di situs Parhutaan Rumahela.
Baca Juga:
Geopark Kaldera Toba Itu Bukan Tugas Dari BPODT , Namun Dukungan Dari BPODT Telah Banyak ke Pihak BPTCUGGp
Tahun 2021, dunia menyapanya: UNESCO menetapkan Geopark Kaldera Toba sebagai bagian dari surga kecil di bumi—Luat Nauli Mutik Ni Surgo. Tapi dunia juga mengingatkan. Indonesia sempat diberi peringatan. Teguran halus berbentuk “kartu kuning”. Sebab taman surga ini dianggap kurang terawat, kurang dicintai, kurang dijaga.
"Tapi ditengah semua itu, Rumahela tidak ikut mundur. Ia tetap berdiri. Diam, tapi lantang. Tak banyak bicara, tapi setia menjadi bagian dari perjuangan panjang menjaga Kaldera Toba—jauh sebelum pujian dunia datang, sejak Presiden SBY menetapkannya sebagai Geopark Nasional pada 2014,"ucap Hinca Panjaitan dalam sambutanya lebih lanjut
Hinca Panjaitan di acara tersebut juga mengajak Pemerintah dan Masyarakat untuk dapat saling menginspirasi dan membangun kolaborasi yang tulus, Dimana dengan merawat bumi dan melestarikan budaya hanya dapat terwujud dalam kebersamaan yang setia.