Pemanfaatan bahan pangan lokal sebagai bahan baku makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita bermasalah gizi merupakan upaya untuk mengoptimalkan status gizi dan kesehatan serta kelestarian lingkungan, yang dapat berkontribusi dalam mengurangi dampak perubahan iklim. Melalui pemanfaatan pangan lokal tersebut diharapkan juga dapat meningkatkan ketahanan pangan serta mengurangi gas buang dari proses produksi pangan.
Kondisi Kabupaten Samosir Berdasarkan hasil SSGI Tahun 2021 Prevalensi Balita Stunting di Kab. Samosir sebesar 28,4%, SSGI Tahun 2022 sebesar 26,3%, SKI Tahun 2023 sebesar 22,4%. Sekaitan dengan kondisi ini Kabupaten samosir melakukan berbagai upaya dalam percepatan penurunan stunting, Salah satu Program Unggulan Bupati dan Wakil Bupati Samosir Tahun 2025-2029 adalah "RAMOS PANTAS" (RANTANG SAMOSIR PENURUNAN ANGKA STUNTING).
Baca Juga:
Di Penutupan Festival Wisata Edukasi Leluhur Batak Rumahela 2025 Bupati Samosir Sampaikan Bahwa Event Akan Menjadi Event Tahunan di Samosir
Kadis Kesehatan Kabupaten Samosir melalui Kabid Kesmas Mawarisa Sitinjak juga menyampaikan bahwa pelatihan kepada kader PMT merupakan inovasi yang ditempuh Pemkab. Samosir dalam penurunan stunting.
"Kader PMT dari posyandu menjadi ujung tombak dalam penurunan stunting, maka perlu dilatih untuk menyiapkan makanan bergizi,"ucap Mawarisa sitinjak Kabid Kesmas
Kabid Kesmas juga menjelaskan bahwa peran kader PMT di Posyandu sangat penting guna memantau perkembangan anak dan ibu hamil secara berkala, sehingga semua bayi balita yang kurang berat badan atau timbangan tidak naik bisa langsung diintervensi sehingga tidak menambah jumlah stunting.
Baca Juga:
Di Musrenbang RPJMD 2025-2029 Wakil Bupati Sampaikan Agar Pimpinan OPD Saling Mendukung dan Mampu Berinovasi Mencari Sumber Pendanaan yang Lain Untuk Meningkatkan PAD
"Hasil penimbangan dan pemantauan rutin selanjutnya akan ditindaklanjuti dengan PMT lokal. Kita mencegah agar stunting tidak bertambah dan bayi yang baru lahir jangan lagi ada stunting, maka perlu edukasi kepada ibu-ibu untuk pemberian makanan bergizi kepada anak" jelas Mawarisa.
Lebih lanjut Mawarisa menjelaskan, pelatihan kader PMT akan dilaksanakan pada 230 posyandu di 12 puskesmas se-Kabupaten Samosir. Untuk itu, mengajak kader PMT memiliki semangat dan keseriusan untuk bersama-sama mewujudkan Samosir zero stunting. Disamping peran Dinas Kesehatan dan Puskesmas, Mawarisa berharap kepala desa dapat mengambil peran dalam pemberian makanan bergizi kepada balita stunting.
[Redaktur Hadi Kurniawan]