Agung Sidabutar kepala dusun III desa Ambarita menyampaikan bahwa selain sebagai kepala dusun, dirinya juga masyarakat yang pernah merasakan akibat banjir bah yang terjadi di 2018 Dimana banjir bandang yang datang dari dolok (atas) tidak diketahui kapan datangnya, dan bila banjir datang, Air bisa saja tidak mengikuti alur sungai jika ada lahan yang rendah yang dapat dilaui air
"Untuk itu kita sudah sering ingatkan warga, agar berhati hati dalam melakukan galian C di dolok (atas).dan Masyarakat sudah paham efek nya ke beberapa tahun kemudian.Karena nantinya air bah akan melewati daerah yang rata, yang gampang dilalui air, tidak lagi mengikuti alur nya,"ucap Agung Sidabutar.
Baca Juga:
Di Penutupan Festival Wisata Edukasi Leluhur Batak Rumahela 2025 Bupati Samosir Sampaikan Bahwa Event Akan Menjadi Event Tahunan di Samosir
Agung Sidabutar juga menjelaskan bahwa sepengetahuan dirinya bahwa lokasi tempat pengalian dan pemecahan batu adalah milik marga Nainggolan (Op.Eko) dan belum ada pemberitahuan dan laporan ke desa Ambarita akan pengalihan lahan tanah. Dan terkait akan pekerja yang berada di lokasi tidak pernah melaporkan keberadaannya ke pemerintahan desa Ambarita khususnya ke kepala dusun III.
"Setau Saya lokasi adalah milik marga Nainggolan, dan belum ada pemberitahuan akan pengalihan akan kepemilikan lahan ke desa Ambarita.dan juga terkait akan pekerja di lokasi atau yang menyuruh bekerja tidak ada melaporkan keberadaanya, Khususnya kepada kami sebagai kepala dusun,"Ujar Agung Sidabutar..
[Redaktur Hadi Kurniawan]